Judul : Karena Kerendahan Budi
Penulis : H.S.D. Muntu
Penulis : H.S.D. Muntu
Penerbit
: PN. Balai Pustaka
Tebal
: 79 halaman
Cetakan : Cetakan I 1941
Tahun Terbit : 1941
Cetakan : Cetakan I 1941
Tahun Terbit : 1941
Jenis Buku : Roman
Nuripah, yang baru sekolah tingkat
dua di A.M.S Jakarta itu , tiba-tiba dipanggil pulang oleh orang tuanya di
kampung karena hendak dinikahkan dengan seorang kepala suku, yaitu Arung
Mallawa. Walaupun dalam hatinya menolak dan lagi pula dia sudah punya pacar di
Jakarta , yaitu Yunus. Namun karena hormat dengan kedua orang tuanya dia
terpaksa pulang dan kemudian dipaksa menikah dengan Arung Mallawa. Dan Yunus
juga, rupanya dipanggil juga oleh orang tuanya di Minagkabau., karena hendak
dinikahkan dengan seorang gadis Minang pilihan orang tuanya.
Di
Minahasa, Nuripah, karena tidak bahagia kawin dengan Arung Mallawa, bergaul
erat dengan Mondouw seorang pemuda modern yang sekolah di sekolah pertanian di
Bogor. Nuripah jatuh hati sama Mondouw, begitu juga sebaliknya. Malah Mondouw
Berjanjikan melarikan Nuripah dari cengkraman Arung Mallaw, ke Manado dan disana mereka akan menikah. Untuk kelancaran
mereka itu, Mondouw memutuskan untuk berangkat terlebih dahulu ke Rhaha,
Manado. Sedangkan Nuripah untuk sementara menunggu di Makasar. Setelah menunggu
berapa lama, akhirnya Nuripah menerima kabar juga dari Mandouw yang telah
dinanti – nantinya itu. Namun sayang, berita yang didapatnya ternyata bukan
kabar bahagia melainkan kabar pahit. Mondouw minta maaf sebab dia telah
dipaksakan kawin oleh kedua orang tuanya dengan gadis pilihan orang tuanya di
Manado. Hati Nuripah menjadi hancur lebur dan tak menentu.
Hidup
Nuripah di Makasar terkatung-katung. Dia tidak punya pegangan lagi, suami dan
anaknya telah dia tinggalkan karena saran Mondouw beberapa waktu lalu. Sudah
beberapa bulan rumah kontrakannya tidak dibayarkan. Bakareng, si tuan rumah
yang kaya raya itu sudah hendak
mengusirnya. Akan tetapi niat Bakareng hendak mengusir Nuripah itu
ternyata batal, sebab setelah ketemu muka dengan Nuripah, Bakareng kaya yang
sudah tua itu malah jatuh cinta sama Nuripah. Kesempatan ini tidak disia-siakan
oleh Nuripah. Nuripah yang terlantung-lantung dan putus asa itu, betul-betul
memanfaatkan Bakareng. Dengan segala bujukan dan siasatnya, Nuripah akhirnya dpat memanfaatkan uang
Bakareng untuk pergi ke pulau Jawa. Di Jawa, Nuripah hidup dari hotel ke hotel
sebagai wanita panggilan. Uang Bakareng tua itu sampai ludes diperas Nuripah.
Namun
rupanya, sebgai seorang perempuan yang tadinya merupakan keturunan baik-baik,
Nuripah sebenarnya pernah juga berusaha untuk menghentikan tingkah lakunya yang
jelek itu. Dia hendak kembali ke jalan yang benar, serta menjadi ibu yang baik.
Dia
begitu rindu dengan Bachtiar anaknya itu. Walaupun dia telah berusaha, namun
karena nasibnya harus begitu, sampai akhir hayatnya Nuripah terus saja di jalan
yang tidak benar, menjadi perempuan panggilan. Dia sangat frustasi, sebab
walaupun sampai pernah memelas dan hendak mencium kaki bekas suaminya di
Surabaya, agar dia masih bisa diterima kembali sebagai istrinya ataupun hanya
sebagai inang pengasuh bagi anaknya. Namun betapa hancurnya hati Nuripah, sebab
jangankan sampai bisa kembali lagi sebagai seorang istri maupun sebagai inang
bagi anak kandungnya sendiri, dimaafpun tidak oleh suaminya segala kesalahannya
dulu. Sungguh kasihan dan nistanya hidup Nuripah.
ü Unsur
Intrinsik :
1. Tema : Masalah akibat pergaulan modern
remaja kota dan kawin paksa
2. Latar :
§ Suasana : sedih, senang, tegang.
§ Tempat : Jakarta, Makasar, dan
Surabaya
§ Waktu : malam hari, siang hari, dan
sore hari.
3. Alur
: Campuran
4. Tokoh
dan Perwatakan:
§ Nuripah; seorang perempuan terpelajar modern
dan bebas yang karena adat dan bernasib kurang baik, akhirnya hidupnya penuh
kenistaan dan Kesengsaraan.
§ Yunus; Pacar Nuripah sewaktu dia masih
sekolah di AMS Jakarta yang taat kepada orang tua.
§ Mondouw; Seorang pemuda terpelajar, modern, teman dekat
Nuripah semasa sekolah di AMS Jakarta.
§ Arung
Mallawa; Suami Nuripah,
merupakan seorang kepala suku yang sabar.
§ Bakareng; seorang kaya, yang tergila-gila sama Nuripah yang
kemudian menjadi pacar gelapnya Nuripah.
§ Bachtiar; anak hasli perkawinan Nuripah dengan Arung
Mallawa.
5. Sudut
Pandang :
Orang ketiga
6. Amanat
: Pilihlah teman
yang baik dalam pergaulanmu agar engkau tidak terjebak dalam kesesatan.
ü Kelemahan
:
§ Kata - kata yang digunakan terlalu
kompleks atau sulit dimengerti bagi pembaca yang awam.
§ Kertas buku sudah tidak memiliki daya tarik lagi apalagi cover buku atau
sampul buku terlalu sederhana.
ü Kelebihan
:
§ Ceritanya sangat menarik dan tidak
membosankan.
§ Alurnya maju, sehingga pembaca
dapat memahami cerita dengan mudah.
ü Tanggapanmu : Roman ini sangat bagus, karena
roman ini bercerita tentang kehidupan wanita yang terjebak dalam pergaulan
remaja kota yang kurang baik. Sehingga para pembaca bisa mengerti jika hal-hal
yang buruk tersebut hidupnya akan sengsara dan kenistaan dan para pembaca bisa
menghindari hal-hal yang buruk dalam pergaulan remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar