Pada Zaman "Pemerintahan" Nurdin Halid, kita semua tidak suka dengan kepemimpinannya yang dianggap "Diktaktor". Semua Elemen masyarakat tidak suka dengannya, tapi kita harus berterima kasih kepada pak nurdin halid yang memajukan persepakbolaan Indonesia walaupun itu kecil. Prestasi pak Nurdin ditandai dengan terpilihnya kompetisi liga Super indonesia yang menempati posisi ke 8 di kawasan Asia. Setiap diri manusia itu ada kelebihan dan kekurangan, tidak mungkin beliau tidak memiliki kekurangan. Pada saat akhir “pemerintahan” PSSI, Ada sekelompok orang ingin menjatuhkan beliau karena pak nurdin sudah tidak becus lagi dalam mengurusi persepakbolaan Indonesia. kita sebagai penikmat sepak bola Indonesia sangat kecewa dengan ulah sekelompok orang tersebut, cara menjatuhan pak nurdin itu yang membuat kita kecewa. Pada Saat itu sekelompok orang tersebut membuat liga sendiri yang membelot dari PSSI. Tujuan Liga tersebut sudah baik yaitu tidak menggunakan dana APBD sepeserpun. Saat itu Indonesia mempunyai dua liga yaitu Indonesia super league dan Indonesia Primer league. Pada saat akhir, Nurdin Halid akhirnya turun juga.
Sekarang Pak Nurdin tidak menjabat lagi sebagai Ketua PSSI, dan beliau digantikan Pak Johar Arifin yang juga utusan dari sekelompok orang tersebut. Belum menjabat sebulan, pak Johar sudah mengambil keputusan yang membuat warga Indonesia dibuat kaget dengannya yaitu beliau mencopot jabatan Alfred Riedl dari coach Indonesia dan digantikan oleh menir dari belanda Wim Rijsberger. Alasanya Alfred Riedl tidak dikontrak oleh PSSI tapi oleh seseorang yaitu Mr. X. Beliau pada waktu itu juga membuat janji – janji yang sampai saat ini janji tersebut tidak terealisasikan.
Keputusan Pak Johar yang tidak memilih PT LI sebagai Penyelenggara liga membuat kesal klub – klub peserta.Beliau juga mengganti nama Indonesia suuper league mnjadi Indonesia Premier league. Klub – Klub yang tidak senang dengan keputusan PSSI tsb akhirnya membelot dari PSSI dan memilih bergabung dengan ISL dibawah naungan PT. LI ( liga Ilegal). Kejadian Ini terulang Kembali pada zaman Nurdin Halid yang memiliki dua liga. Lha kalo begini terus PERSEPAKBOLAAN INDONESIA MAU DIBAWA KEMANA??? KAPAN MAJUNYA??? KITA BANGUN BERSAMA – SAMA PERSEPAKBOLAAN KITA INI, JANGAN MEMIKIRKAN KEPENTINGAN INDIVIDU... SADARLAH WAHAI KAWAN...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar