Senin, 30 April 2012

Akibat Pergaulan Modern Remaja




Judul                     : Karena Kerendahan Budi
Penulis                  :
H.S.D. Muntu
Penerbit                : PN. Balai Pustaka
Tebal                     : 79 halaman
Cetakan                : Cetakan I 1941
Tahun Terbit        :
 1941
Jenis Buku            : Roman


                                Nuripah, yang baru sekolah tingkat dua di A.M.S Jakarta itu , tiba-tiba dipanggil pulang oleh orang tuanya di kampung karena hendak dinikahkan dengan seorang kepala suku, yaitu Arung Mallawa. Walaupun dalam hatinya menolak dan lagi pula dia sudah punya pacar di Jakarta , yaitu Yunus. Namun karena hormat dengan kedua orang tuanya dia terpaksa pulang dan kemudian dipaksa menikah dengan Arung Mallawa. Dan Yunus juga, rupanya dipanggil juga oleh orang tuanya di Minagkabau., karena hendak dinikahkan dengan seorang gadis Minang pilihan orang tuanya.
                        Di Minahasa, Nuripah, karena tidak bahagia kawin dengan Arung Mallawa, bergaul erat dengan Mondouw seorang pemuda modern yang sekolah di sekolah pertanian di Bogor. Nuripah jatuh hati sama Mondouw, begitu juga sebaliknya. Malah Mondouw Berjanjikan melarikan Nuripah dari cengkraman Arung Mallaw, ke Manado dan  disana mereka akan menikah. Untuk kelancaran mereka itu, Mondouw memutuskan untuk berangkat terlebih dahulu ke Rhaha, Manado. Sedangkan Nuripah untuk sementara menunggu di Makasar. Setelah menunggu berapa lama, akhirnya Nuripah menerima kabar juga dari Mandouw yang telah dinanti – nantinya itu. Namun sayang, berita yang didapatnya ternyata bukan kabar bahagia melainkan kabar pahit. Mondouw minta maaf sebab dia telah dipaksakan kawin oleh kedua orang tuanya dengan gadis pilihan orang tuanya di Manado. Hati Nuripah menjadi hancur lebur dan tak menentu.
                        Hidup Nuripah di Makasar terkatung-katung. Dia tidak punya pegangan lagi, suami dan anaknya telah dia tinggalkan karena saran Mondouw beberapa waktu lalu. Sudah beberapa bulan rumah kontrakannya tidak dibayarkan. Bakareng, si tuan rumah yang kaya raya itu sudah hendak  mengusirnya. Akan tetapi niat Bakareng hendak mengusir Nuripah itu ternyata batal, sebab setelah ketemu muka dengan Nuripah, Bakareng kaya yang sudah tua itu malah jatuh cinta sama Nuripah. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Nuripah. Nuripah yang terlantung-lantung dan putus asa itu, betul-betul memanfaatkan Bakareng. Dengan segala bujukan dan siasatnya,  Nuripah akhirnya dpat memanfaatkan uang Bakareng untuk pergi ke pulau Jawa. Di Jawa, Nuripah hidup dari hotel ke hotel sebagai wanita panggilan. Uang Bakareng tua itu sampai ludes diperas Nuripah.
                        Namun rupanya, sebgai seorang perempuan yang tadinya merupakan keturunan baik-baik, Nuripah sebenarnya pernah juga berusaha untuk menghentikan tingkah lakunya yang jelek itu. Dia hendak kembali ke jalan yang benar, serta menjadi ibu yang baik.
                        Dia begitu rindu dengan Bachtiar anaknya itu. Walaupun dia telah berusaha, namun karena nasibnya harus begitu, sampai akhir hayatnya Nuripah terus saja di jalan yang tidak benar, menjadi perempuan panggilan. Dia sangat frustasi, sebab walaupun sampai pernah memelas dan hendak mencium kaki bekas suaminya di Surabaya, agar dia masih bisa diterima kembali sebagai istrinya ataupun hanya sebagai inang pengasuh bagi anaknya. Namun betapa hancurnya hati Nuripah, sebab jangankan sampai bisa kembali lagi sebagai seorang istri maupun sebagai inang bagi anak kandungnya sendiri, dimaafpun tidak oleh suaminya segala kesalahannya dulu. Sungguh kasihan dan nistanya hidup Nuripah.


ü  Unsur Intrinsik :
1.      Tema : Masalah akibat pergaulan modern remaja kota dan kawin paksa
2.      Latar :
§ Suasana : sedih, senang, tegang.
§  Tempat : Jakarta, Makasar, dan Surabaya
§  Waktu : malam hari, siang hari, dan sore hari.
3.      Alur : Campuran
4.      Tokoh dan Perwatakan:
§  Nuripah; seorang perempuan terpelajar modern dan bebas yang karena adat dan bernasib kurang baik, akhirnya hidupnya penuh kenistaan dan Kesengsaraan.
§  Yunus; Pacar Nuripah sewaktu dia masih sekolah di AMS Jakarta yang taat kepada orang tua.
§  Mondouw; Seorang pemuda terpelajar, modern, teman dekat Nuripah semasa sekolah di AMS Jakarta.
§  Arung Mallawa; Suami Nuripah, merupakan seorang kepala suku yang sabar.
§  Bakareng; seorang kaya, yang tergila-gila sama Nuripah yang kemudian menjadi pacar gelapnya Nuripah.
§  Bachtiar; anak hasli perkawinan Nuripah dengan Arung Mallawa.
5.      Sudut Pandang : Orang ketiga
6.      Amanat : Pilihlah teman yang baik dalam pergaulanmu agar engkau tidak terjebak dalam kesesatan.


ü  Kelemahan :
§  Kata - kata yang digunakan terlalu kompleks atau sulit dimengerti bagi pembaca yang awam.
§  Kertas buku sudah tidak memiliki daya tarik lagi apalagi cover buku atau sampul buku terlalu sederhana.

ü  Kelebihan :
§  Ceritanya sangat menarik dan tidak membosankan.
§  Alurnya maju, sehingga pembaca dapat memahami cerita dengan mudah.

ü  Tanggapanmu : Roman ini sangat bagus, karena roman ini bercerita tentang kehidupan wanita yang terjebak dalam pergaulan remaja kota yang kurang baik. Sehingga para pembaca bisa mengerti jika hal-hal yang buruk tersebut hidupnya akan sengsara dan kenistaan dan para pembaca bisa menghindari hal-hal yang buruk dalam pergaulan remaja.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar